A. Letak Geografis
gbr ilustrasi sumber: buku BAHAN AJAR BUDAYA NUSANTARA oleh: WORO ARYANDINI DAN TIM |
Kebudayaan Jawa adalah milik orang Jawa yang mendiami wilayah paling luas di Pulau Jawa karena meliputi Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Propinsi Jawa Timur berbatasan dengan Selat Madura, sedang di sebelah barat Propinsi Jawa Tengah berbatasan dengan Propinsi Jawa Barat yang dikenal sebagai Tanah Pasundan. Selain di ketiga propinsi tersebut, suku Jawa banyak bermukim di Lampung, Banten, Jakarta, dan Sumatera Utara. Di Jawa Barat mereka banyak ditemukan di Kabupaten Indramayu dan Cirebon. Suku Jawa juga memiliki sub-suku seperti Osing dan Tengger.
B. Sistem Budaya
Pandangan manusia Jawa terhadap dunia mengisyaratkan bahwa baik dunia yang secara fisik kelihatan maupun dunia yang tidak kelihatan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Narimo ing pandum adalah salah satu konsep hidup yang dianut oleh Orang Jawa. Pola ini menggambarkan sikap hidup yang serba pasrah dengan segala keputusan yang ditentukan oleh Tuhan. Di samping Narima ing pandum, juga terdapat falsafah samadya, yaitu hidup dan harapannya sebaiknya tidak terlalu tinggi, namun juga tidak terlalu rendah.
Kedudukan wanita Jawa demikian rendah, seperti yang terkandung dalam pepatah “Suwarga nunut, neraka katut.”
C. Sistem Sosial
Dalam interaksi antar personal di masyarakat, mereka selalu saling menjaga segala kata dan perbuatan untuk tidak menyakiti perasaan orang lain. Mereka begitu menghargai persahabatan sehingga eksistensi orang lain sangat dijunjung sebagai sesuatu yang sangat penting.
Mereka tidak suka berterus terang, tidak bersifat terbuka. Mereka lebih suka menyembunyikan perasaan mereka terhadap suatu hal. Ini dikarenakan orang suku Jawa mengutamakan keharmonisan dan tepa selira (tenggang rasa). Namun masyarakat di daerah pesisir lebih terbuka. Terdapat pembagian berdasar stratifikasi sosialnya, yaitu:
1. Priyayi
2. Ningrat
3. Wong Cilik:
a. Wong Baku
b. Kuli Gandok atau Lindung
c. Joko, Sinoman, atau bujangan
D. Kebudayaan Fisik
1. Bahasa dan Aksara
Bahasa Jawa terdiri atas Ngoko dan Krama. Ada bahasa Bagongan yang digunakan di lingkungan keraton. Aksara Jawa berupa :
a. Ha-Na-Ca-Ra-Ka
b. Da-Ta-Sa-Wa-La
c. Pa-Dha-Ja-Ya-Nya
d. Ma-Ga-Ba-Tha-Nga
2. Sistem Organisasi Sosial
a. Sistem kekerabatan
sistemnya menganut prinsip bilateral. Adat menetap sesudah menikah ada tiga sifat, yaitu:
1) Utrolokal, apabila pasangan pengantin menetap di dekat tempat kediaman kerabat suami2) Uxorilokal, apabila pasangan pengantin menetap di dekat tempat kediaman kerabat isteri
3) Neolokal, apabila pasangan pengantin mempunyai tempat tinggal sendiri yang terlepas dari tempat menetap kerabat masing-masing pihak.
Kebiasaan hidup berkelompok menyebabkan mereka merasa dekat satu dengan lainnya, menghasilkan peribahasa ‘Mangan ora mangan kumpul’
b. Perkawinan
1) Pelamaran biasa
2) Magang (Ngenger)
3) Triman
4) Ngunggah-unggahi
5) Peksan, suatu perkawinan atas kemauan kedua orangtua mereka
Rangkaian acara perkawinannya adalah :
1) Nontoni: upacara untuk melihat calon pasangan
2) Lamaran : meminang
3) Peningsetan: upacara penyerahan suatu sebagai pengikat
4) Nyantri
5) Siraman
6) Midodareni
7) Ijab: pengesahan pernikahan
8) Panggih
3. Sistem Pengetahuan
Orang Jawa sebagian adalah petani. Untuk bertani mereka mengenal pranata mangsa, yaitu kalender kapan mereka mengerjakan bidang pertaniannya, ditambah ilmu perbintangan yang juga menunjukkan kapan mereka harus mulai membajak sawah, yaitu ketika lintang weluku (bintang bajak) sudah muncul. Demikian terperincinya, bahkan ketika sudah waktunya membayar pajak pun ditandai dengan munculnya bintang tertentu.
Ilmu genetika juga sudah dikenalnya, misalnya adanya larangan pada perkawinan sedarah yang disebut incest (perkawinan terlarang), yang akan menghasilkan keturunan yang membawa sifat-sifat negatif dari kedua orangtuanya. Larangan itu diberikan dalam bentuk cerita yang indah dan menarik, sehingga mudah untuk diingat. Misalnya Legenda Dewi Sri dan Raden Sadana, Legenda Lara Jonggrang
Perhitungan hari dengan rinci sudah diketahui, antara lain hari yang lima (Pancawara) dan hari yang tujuh (Saptawara), yang perkaliannya menjadi hari yang jumlahnya 35 (selapan dina)
4. Sistem Teknologi
Pembuatan kain batik, dan kain lurik, merupakan bentuk teknologi yang sudah dikenal orang Jawa. Selain itu juga teknologi pembuatan peraga wayang yang amat rumit, teknologi arsitektur rumah, gamelan, dan pembuatan keris.
5. Sistem Ekonomi
Mayoritas orang Jawa berprofesi sebagai petani, namun di perkotaan mereka mendominasi sebagai pegawai negeri sipil dan militer, di samping di dunia perdagangan dan seni.
Dalam pembagian harta warisan orangtua, dikenal dua macam cara, yaitu cara perdamaian dan cara sepikul segendhongan.
6. Sistem Religi
Orang Jawa sebagian besar menganut agama Islam. Tetapi ada juga yang menganut agama Protestan, Katolik, Buddha dan Hindu. Ada pula kepercayaan yang disebut Kejawen. Kepercayaan ini berdasarkan kepercayaan animisme dengan pengaruh Hindu-Budha yang kuat, ditambah pengaruh Islam. Masyarakat Jawa terkenal akan sifat sinkretisme kepercayaannya.
7. Kesenian
gbr ilustrasi sumber: buku BAHAN AJAR BUDAYA NUSANTARA oleh: WORO ARYANDINI DAN TIM |
Berbagai macam hasil kesenian, antara lain :
a. Kesusastraan
b. Wayang
c. Wayang orang
d. Kethoprak
e. Ludruk
f. Tarian
g. Gamelan
h. Pakaian Adat
i. Batik
j. Keris
k. Seni Gerabah
l. Arsitektur rumah
m. Kuliner: gudheg, pecel, madu mangsa, geplak, mangut lele.
kesimpulan :
- Kebudayaan Jawa terkenal dengan filsafatnya yang merangkum semua kebudayaan yang masuk: yang tidak sesuai dibuang, yang sesuai diolah sehingga menjadi kebudayan milik orang Jawa.
- Pandangan hidupnya dipengaruhi oleh lingkungan yang bergunung–gunung.
- Perilakunya dilandasi dengan: tepa slira, nrima ing pandum, dan samadya.
- Kerukunan dilandasi dengan peribahasa ”Mangan ora mangan kumpul”.
- Tujuan hidupnya adalah mengutamakan keselamatan.
sumber :
buku BAHAN AJAR BUDAYA NUSANTARA oleh: WORO ARYANDINI DAN TIM
No comments:
Post a Comment