twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Thursday, December 17, 2015

ASAL USUL ORANG TORAJA



ASAL-USUL ORANG TORAJA
By EP on Tuesday, December 2, 2014 at 7:43am


Puang Matua (Sang Pencipta) menurunkan Aluk yang dinamakan “Sukaran Aluk (Sukaran=aturan, Aluk=agama)”. Bersamaan dengan itu diciptakan nenek manusia pertama Datu La Ukku’. Puang Matua menciptakan segala isi bumi ini, dan menciptakan delapan unsur atau makhuk diatas langit melalui suatu tempat ciptaan yg disebut “Saung Sibarrung” (semacam alat tiup saxophone ).

”Alkisah, berangkatlah Puang Matua ke arah sebelah barat untuk mengambil sebakul emas dan kembali membawa bakul yang berisi penuh dengan emas, lalu dimasukan ke dalam tempat yang bernama Saung Sibarrung, kemudian dihembuskanlah Saung Sibarrung itu, maka terciptalah delapan macam nenek makhluk, yaitu:
  1. Nenek Manusia bernama Datu La Ukku’
  2. Nenek Racun Berbisa bernama Menrante
  3. Nenek Kapas bernama La Ungku
  4. Nenek Besi bernama Irako
  5. Nenek Hujan bernama Pong Pirik-Pirik
  6. Nenek Kerbau bernama Menturini
  7. Nenek Padi bernama La Memme
  8. Nenek Ayam bernama Menturiri.

Dikisahkan, oleh Puang Matua, Datu Laukku’ dinikahkan dengan Bangnga Langi’na dan melahirkan seorang Putera bernama Mentararo. Mentararo menikahi puteri bernama Tumba’ La Tabang dan mempunyai seorang anak perempuan bernama Tumba' Bena Kumpang. Tumba' Bena Kumpang kemudian menikah dengan Totana’ Rangga dan mempunyai seorang puteri bernama Kundai Langi’. Kundai Langi’ kemudian kawin dengan Kambuna Langi’, melahirkan Sambira Langi’. Sambira Langi’ lalu mempersunting Bintoen tasak dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Bura Langi’. Bura Langi’ kawin dengan Kembong Bura memperoleh seorang anak laki-laki, yang bernama Pong Mulatau.

Kemudian Pong Mulatau kawin dengan Sandabilik memperoleh 2 orang anak laki-laki, yaitu :
  1. Londong Di Langi’
  2. Londong di Rura.
Setelah Puang Matua menciptakan kedelapan makhluk tersebut di atas, maka nenek manusia pertama Datu La Ukku’ dibekali dengan Sukaran Aluk yang kemudian dikenal dengan Aluk Sanda Pitunna (7777777, all around seven ) dengan tujuan agar Sukaran Aluk dapat dilaksanakan untuk memuliakan dan memuja Puang Matua, yang selanjutnya dapat diikuti oleh turunan Datu La Ukku’ yang bernama Pong Mula Tau, sebagai nenek pertama manusia yang turun dari langit ke bumi.

Kelahiran manusia toraja menurut kepercayaan Aluk Todolo, melalui tahap-tahapan sebagai berikut:
  1. Pertama, Datu La Ukku’ lahir dilangit melalui Saung Sibarung, sebagai pemangku Sukaran Aluk.
  2. Kedua, kelahiran Puang Adang, sebagai pemangku Maluangan Ba’tang (kepemimpinan), yang dibekali kecerdasan.
  3. Ketiga, juga diciptakan melalui Saung Sibarung, yaitu Pande Pong Kambuno Langi’ dengan keahlian tukang dan keterampilan.
  4. Keempat adalah Patto Kalembang sebagai nenek manusia yang terakhir di atas langit sebagai matuttu’ inaa atau pengabdi.
Tahapan Kelahiran manusia diatas, menjadi dasar pelapisan sosial (Tana’) dalam masyarakat Toraja, oleh karena itu Tana’ dalam masyarakat Toraja terdiri pula dari empat tingkatan yaitu :
Tana’ Bulaan, adalah lapisan bangsawan tinggi sebagai pewaris yang dapat menerima Sukaran Aluk, yang dipercayakan mengatur hidup dan memimpin agama.
  1. Tana’ Bassi, adalah lapisan bangsawan menengah sebagai pewaris yang dapat menerima Maluangan Ba’tang, ditugaskan mengatur kepemimpinan dan mengajarkan kecerdasan.
  2. Tana’ Karurung, adalah lapisan rakyat biasa yang merdeka, tidak pernah diperintah langsung, sebagai pewaris yang dapat menerima pande, yaitu tukang-tukang dan orang-orang terampil.
  3. Tana’ Kua-Kua, adalah lapisan hamba sahaja sebagai pewaris yang menerima tanggung jawab sebagai pengabdi, Biasanya disebut matuttu’ inaa.
Keempat lapisan sosial tersebut sampai saat ini masih mempengaruhi kehidupan masyarakat dan kebudayaan Toraja, karena merupakan dasar dalam pergaulan dan kegiatan di masyarakat, seperti dalam acara perkawinan, pada upacara pemakaman, dalam pengangkatan penguasa atau pemerintah adat, dimana anggota-anggota dari masing-masing lapisan menempatkan diri sesuai dengan strata-strata sosial yang dimilikinya.

Catatan: dalam forum tersebut, ada sebagian nara sumber yang menambahkan, , antara lain :

Rana Dase “Saung Sibarrung” bukan semacam alat tiup saxophone, tapi semacam Alat Penyemprot Udara untuk Tungku Penempa Besi.


Inilah yang di sebut Saun Sibarru ( Silih Berganti Tiupkan Udara ) smile emoticon
Rana Dase's photo.

Rana Dase Sauan Sibarrung dan Tungku Besi-nya.. smile emoticon
Rana Dase's photo.


EP Itu namanya Saunan Nek Pande Bassi...om Rana Dase... pacman emoticon

Duiner Palungkun Kelemahan dari teori penciptaan versi kitab kejadian....yg jadi istri datu la ukku bangnga langi'na tidak diceritakan dari mana asalnya(mama'na Pong Mulatau)....sama dgn istrinya Kain tidak jelas dari mana (mama'na Henock)..... Maksud saya antara 2 teori penciptaan..versi alukta dan versi kitab kejadian terjadi persamaan dalam hal asal mula mama'na Pong Mulatau dalam alukta dan mama' na Henock dlm kitab kejadian keduanya kabur dan tidak jelas (obscuur libel)...

Monika Samma yaaa,,,stidakx sejarah Toraja kita bisa tau sdikit,,,ayyo yg punya sjarah Toraja lagi tlong dong d tulis lagi,,,;)

Nicolas Sumardi Pai'pinan Kalimat sauan sibarrung dijumpai dalam Passomba Tedong, sikalopakna kalimat Suling pada dua, yg merupakan bahasa kiasan yg berarti baik manusia maupun kerbau adalah sama2 ciptaan Tuhan.

Nicolas Sumardi Pai'pinan Maaf, Datu Laukku adalah bukan manusia pertama tapi dia adalah manusia yg diturunkan dari langit (to batara). Dia diturunkan dari langit dgn menggunakan tangga. to ma' eran di langi'- ma'enda' tobatara. Kalau manusia pertama To Raya disebut Tokabali'bi atau manusia diciptakan dibumi yg dikenal dalam bahasa Tomina disebut "To didete dadinna-dikombong garagann (ditempa).

Silakan bergabung di group tersebut jika ada yang mau di tanyakan, link sumber group sejarah dan budaya toraja ada di bawah ini, selamat membaca, semoga menambah wawasan :)

(Referensi : 
L.T. Tangdilintin, Toraja dan kebudayaannya, lembaga sejarah dan antropologi, 1980; Terance W. Bigalke : A social history an Indonesian people dan berbagai sumber).

Sumber :