Sawah Tadah Hujan
Sawah tadah hujan hanya dikerjakan sekali dalam setahun. Penyemaian memakan waktu 40 hari dan tanam sampai panen membutuhkan waktu 4 bulan.
Di bulan Oktober ketika hujan berubah arah ke arah timur laut dengan curah hujan 86-132 mm/bulan, merupakan musim pancaroba adalah masa transisi monsun timur dan monsun barat, curah hujan sudah mulai lebih besar (Hamzah et al, 2005), petani memulai pengeriaan sawah. Tahap awal, petani menyiapkan penyemaian. Petak sawah untuk penyemaian disebut panta’nakan. Ketika tanah sudah mulai berair dari turunnya hujan, petani menggunakan cangkul untuk membalik tanah di panta’nakan tersebut. Kegiatan ini disebut ma’bingkung. Tanah yang keras dihancurkan. Setelah didiamkan selama kurang lebih seminggu, tumbuh rumput-rumput, petani meratakan panta’nakan ini dengan cara menginjak-injak, rumput-rumput ditenggelamkan ke dalam tanah. Kegiatan ini disebut manglupa. Kemudian diratakan lagi menggunakan alat yang di sebut salaga. Petani di Sangalla juga menggunakan alat sederhana yaitu bambu untuk meratakan tanah.
Bulan November atau Desember, benih padi disemai di panta’nakan. Kegiatan ini disebut ma’sambo. Masa penyemaian untuk padi lokal membutuhkan waktu 40 hari. Ketika tumbuhan padi mencapai ketinggian 50 cm, petani menggunakan pupuk kandang yang merupakan campuran kotoran binatang (kerbau, kalong) dengan abu dari kayu bakar yang dipakai memasak.
Setelah penyemaian dilakukan, sawah yang akan ditanami dikerjakan dengan cara yang sama ketika mengerjakan panta’nakan. Sekarang ini petani membalik tanah menggunakan traktor atau cangkul. Hewan tarik seperti kerbau tidak digunakan untuk membantu di sawah mengingat kerbau memiliki fungsi khusus dalam upacara-upacara adat, khususnya upacara kematian atau pesta mati. Jika petani hanya seorang diri mengerjakan sawah, ia memulai lebih awal mengerjakan sawahnya. Namun jika sawah yang akan ditanami akan dikerjakan oleh banyak orang, biasanya sawah dikerjakan setelah benih padi ditanam di panta’nakan berunur sekltar 2 minggu.
Setelah penyemaian dilakukan, sawah yang akan ditanami dikerjakan dengan cara yang sama ketika mengerjakan panta’nakan. Sekarang ini petani membalik tanah menggunakan traktor atau cangkul. Hewan tarik seperti kerbau tidak digunakan untuk membantu di sawah mengingat kerbau memiliki fungsi khusus dalam upacara-upacara adat, khususnya upacara kematian atau pesta mati. Jika petani hanya seorang diri mengerjakan sawah, ia memulai lebih awal mengerjakan sawahnya. Namun jika sawah yang akan ditanami akan dikerjakan oleh banyak orang, biasanya sawah dikerjakan setelah benih padi ditanam di panta’nakan berunur sekltar 2 minggu.
Bulan Januari atau Februari, benih yang sudah tumbuh yang disebut ta’nakan, dicabut, kemudian disatukan dalam ikatan-katan besar untuk dipindahkan dan ditanam di sawah yang sudah disiapkan. Kegiatan ini disebut mangngarak. Setelah itu ta’nakan dipindahkan ke sawah yang sudah disiapkan untuk ditanam. Kegiatan memindahkan semaian ke sawah di daerah Sa’dan disebut ma’lampi. Kemudian ta’nakan ditanam di sawah yang sudah disiapkan yang kegiatan ini disebut mantanan.
Di sela-sela batang padi yang mulai terisi bulir-bulir padi, dilakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh disekitar tanaman padi. Kegiatan ini disebut ma’torak. Proses tanam sampai panen untuk padi di sawah tadah hujan memakan waktu 4 bulan, Bulan Juni, Juli atau Agustus mulai memanen yang bahasa Torajanya disebut mepare.
Memanen menggunakan alat potong padi, ani-ani yang dalam bahasa Toraja disebut rangkapan. Beberapa batang padi seukuran lingkaran jari telunjuk dengan jempol tangan orang dewasa diikat jadi satu dan orang Toraja menamainya pare pakutu. 5 ikat pare pakutu dinamai pare pa’rempung.
Sawah Pengairan
Sawah pengairan dapat dikerjakan dua kali selama setahun. Untuk penyemaian membutuhkan waktu ± 28 hari dan proses tanam sampai memanen membutuhkan waktu 3 bulan.
Pada bulan Juli atau Agustus, petani mulai mengerjakan sawah pengairan. Awalnya, petani menyiapkan tempat penyemaian (panta’nakan) dengan cara dicangkul.
Setelah dicangkul didiamkan selama seminggu kemudian diratakan menggunakan salaga atau kaki. Kemudian pan’tanakan siap untuk disemai dengan bibit yang telah dipilih.
Pada sawah pengairan, petani kebanyakan menggunakan traktor untuk membajak sawah. Setelah dibajak disisir untuk meratakan tanah menggunakan alat namanya salaga biasanya juga menggunakan kaki yang disebut manglupa. Kemudian sawah siap ditanami. Setelah itu petani mulai mengerjakan sawah yang akan ditanami. Prosesnya sama dengan pengerjaan sawah pan’ta’nakan hanya sawah yang untuk ditanami dibajak menggunakan traktor. Setelah itu didiamkan selama seminggu kemudian rumput-rumput yang tumbuh ditenggelamkan ke dalam tanah menggunakan kaki. Kemudian diratakan lagi dan siap untuk ditanami.
Bulan September atau Oktober, setelah ta’nakan siap untuk dipindahkan ke sawah, petani mengambil rumpun-rumpun padi, kemudian dibersihkan tanahnya dengan cara dibenamkan ke dalam lumpur. Rumpun-rumpun padi tersebut diikat menjadi satu untuk siap ditanam kembali di sawah yang telah disiapkan. Jika ta’nakan sudah mulai tumbuh, petani memberi pupuk. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk urea. Rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman padi disiangi. Kemudian jika hama menyerang, obat pemberantas hama disemprotkan ke sekitar sawah.
Bulan Desember atau Januari, padi sudah berisi dan siap dipanen. Di panen dengan cara tebasan menggunakan sabit yang disebut sae’.
Setelah ditebas, bulir-bulir padi dirontokkan dari batangnya dengan cara di tambakkan. Bisa juga dengan menggunakan kaki mengeluarkan bulir padi dari batang-batangnya. Ini disebut manglulu. Kemudian dengan bantuan angin, bulir-bulir padi dibersihkan dari sisa-sisa batang-batang padi. Kegiatan ini disebut dipairi angin. Setelahnya itu bulir-bulir padi tersebut dijemur.
Setelah selesai panen, pada bulan Januari, petani mulai lagi mengerjakan sawah untuk musim tanam yang kedua. Dengan pekerjaan yang sama, petani memulai dengan menyiapkan pan’ta’nakan. Pan’ta’nakan akan dikerjakan lagi dengan dicangkul atau ditraktor. Setelah mangambo (menghambur benih di sawah pan’ta’nakan), petani mulai mengerjakan sawah yang akan ditanami ta’nakan nantinya.
Padi sudah menguning di daerah Batumonga yang terletak di lereng Gunung Sesean dengan ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut. Sumber: KOMPAS, AGNES SWETTA PANDIA |
Di bulan Februari, petani mulai menanam (mantanan) ta’nakan di sawah yang sudah disiapkan. Setelah tiga bulan tanam, di bulan April atau Mei, padi sudah dapat dipanen. Kegiatan memanen disebut mepare. Jika kemarau panjang di Tana Toraja menyebabkan petani di hanya dapat sekali menanam dan memanen di sawah pengairan mereka.
dari berbagai sumber
1 comment:
If you're trying hard to lose fat then you certainly have to get on this brand new personalized keto plan.
To create this service, certified nutritionists, fitness couches, and cooks have united to develop keto meal plans that are useful, suitable, economically-efficient, and satisfying.
Since their launch in early 2019, thousands of people have already completely transformed their body and well-being with the benefits a good keto plan can offer.
Speaking of benefits; clicking this link, you'll discover eight scientifically-certified ones given by the keto plan.
Post a Comment