A. Letak Geografis dan Penduduknya
Sumber: buku BAHAN AJAR BUDAYA NUSANTARA oleh: WORO ARYANDINI DAN TIM |
Suku Madura berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura banyak tinggal di bagian timur Jawa Timur yang biasa disebut wilayah Tapal Kuda, yaitu dari Pasuruan sampai utara Banyuwangi.
B. Sistem Budaya
Karena Pulau Madura gersang dan tidak subur, menyebabkan mereka harus bekerja keras untuk mencari mata pencaharian. Hal itu menyebabkan mereka menjadi mempunyai budaya mudah tersinggung. Sifat yang seperti ini melahirkan tradisi carok pada masyarakat Madura.
Bila tersinggung, mereka memiliki sebuah peribahasa lebbi bagus pote tollang, atembang pote mata. Artinya, lebih baik mati daripada malu.
C. Sistem Sosial
Anak perempuan yang telah menikah tetap tinggal di pekarangan orangtuanya. Anak laki-laki yang sudah menikah pindah ke pekarangan istri atau mertuanya. Tanean lanjang ini mencerminkan kombinasi uksorilokalitas dan matriloklitas. Rumah pertama yang merupakan rumah asal dengan demikian menjadi tempat terpenting dari pekarangan. Rumah ini dihuni oleh para orang tua. Di rumah-rumah berikutnya tinggal anak perempuan yang telah menikah dengan suaminya menurut urutan umur. Jarang sekali anak perempuan yang lebih muda menikah lebih dahulu daripada saudara perempuannya yang lebih tua. Setelah orangtuanya meninggal, anak perempuan tertua akan mnempati rumah kediaman orangtuanya dan anak perempuan yang kedua menempati rumah kediaman saudara perempuannya yang tertua. Menantu laki-laki yang pertama, kini menjadi kepala tanean lanjang.
Walaupun tanean lanjang itu dihuni oleh satu atau lebih keluarga luas, keluarga-keluarga inti tetap merupakan kesatuan sosial terpenting. Setiap keluarga mengurus rumahtanganya sendiri dan menguasai sebidang lahan tertentu Tetapi di antara keluarga-keluarga inti dari sebuah pekaranagn ini terdapat kerjasama yang erat. Para penghuni saling membantu dalam melaksanakan pekerjaan di lahan-ahan dan sering memiliki ternak dan peralatan pertanian secara bersama. Para wanita saling membantu dalam hal berbelanja, masak pun kadang dilakukan bersama dan secara teratur saling mengurus anak-anak mereka. Para penghuni dari satu tanean lanjang merupakan figurasi sosial terpenting di pedesaan sesudah keluarga inti.
D. Kebudayaan Fisik
1. Bahasa
Bahasanya berbeda dengan Bahasa Jawa, malah banyak kemiripannya dengan Bahasa Indonesia. Sebagai contoh, sebuah peribahasanya: ’lebbi bagus pote tollang, atembang pote mata.’
lebbi = lebih
bagus = bagus
pote = putih
tollang = tulang
atembang = daripada, tinimbang (Bahasa Jawa)
mata = mata
2. Sistem Organisasi Sosial
Sebagian penduduk pedesaan hidup terpencar di pedalaman dalam rumah-rumah petani yang bergabung dalam kelompok-kelompok kecil. Di Madura bagian timur, perumahan petani yang berkelompok menjadi satu disebut tanean lanjang, arti harfiahnya adalah ’pekarangan panjang’. Di pekarangan terdapat rumah, dapur, kandang, dan sering sebuah langgar. Dapur dan kandang didirikan berhadapan dengan perumahan (’petani harus bisa mengawasi istri dan ternaknya’). Pada malam hari langgar digunakan untuk tidur anak laki-laki yang sudah besar. Di pekarangan terdapat berbagai macam tanaman untuk memenuhi kebutuhan hidup: sayur-mayur, buah-buahan, bunga, rempah-rempah, tali-temali, minyak, kayu untuk bangun, kayu bakar, tanaman kacang-kacangan, umbi-umbian, pohon kelapa, pohon pisang, pohon pepaya, siwalan dan memba (untuk bahan obat-obatan). Setiap tanean lanjang memiliki pintu resmi. Dianggap tidak sopan bagi orang luar bila masuk menggunakan jalan yang menyimpang. Setelah tamu mohon izin dari salah seorang penghuninya, ia diperbolehkan masuk di pekarangan.
3. Sistem Pengetahuan
Mereka mengerti bahwa garam bisa dibuat dari air laut. Penangkapan ikan dengan bagan dilakukan di tempat yang dangkal di teluk.
4. Sistem Teknologi
Mereka mencari ikan dengan menggunakan bagan, pukat, dan pancing. Pembuatan gula merah, dan membuat tikar.
5. Sistem Ekonomi
Tanah di Madura kurang subur untuk dijadikan tempat pertanian. Jagung dan singkong merupakan tanaman budi daya utama dalam pertanian subsistem di Madura. Ternak sapi juga merupakan bagian penting ekonomi pertanian di pulau ini dan memberikan pemasukan tambahan bagi keluarga petani selain penting untuk kegiatan karapan sapi. Perikanan skala kecil juga terdapat, selain budi daya tembakau, dan penghasil garam. Selain itu juga membuat gula siwalan, dan tikar
6. Sistem Religi
Mereka dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse ( larung sesaji). Meskipun miskin Orang Madura berusaha menyisihkan sedikit penghasilannya untuk biaya naik haji.
7. Kesenian
Sumber: buku BAHAN AJAR BUDAYA NUSANTARA Qleh: WORO ARYANDINI DAN TIM |
Salah satunya adalah tradisi karapan sapi yang merupakan perlombaan pacuan sapi. Karapan sapi sudah ada sebelum abad XV Masehi.
Catatan
- Suku Madura terkenal kepribadiannya yang keras, yang diakibatkan oleh keadaan geografis tempat mereka bermukim.
- Perekonomiannya hanya mencukupi untuk keperluan pribadi.
- Keseniannya yang unik adalah Karapan Sapi.
Sumber :
buku BAHAN AJAR BUDAYA NUSANTARA oleh: WORO ARYANDINI DAN TIM
1 comment:
bagus nih pembahasannya singkat langsung point point nya
http://www.marketingkita.com/2017/08/principal-menurut-ilmu-marketing.html
Post a Comment