twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Monday, November 30, 2015

LUKISAN GUA PRASEJARAH DI MAROS DAN PANGKEP SULAWESI SELATAN



“Lukisan Gua Pettakere, Maros”.
Foto oleh Cahyo Ramadhani
sumber: wacananusantara.org
Lukisan gua prasejarah di Indonesia telah berkembang pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Menurut analisis H.R. Van Hekeren (1972) kemungkinan besar beberapa gua yang terdapat di Sulawesi Selatan telah dihuni sejak ribuan tahun sebelum Masehi.

TOHJAYA

Tohjaya (lahir: ? - wafat: 1250) adalah raja Kerajaan Tumapel (atau Singhasari) yang memerintah tahun 1249 - 1250 menurut Pararaton. Akan tetapi menurut Nagarakretagama ia sama sekali tidak pernah menjadi raja di negeri itu.

KERIS EMPU GANDRING

Gbr Ilustrasi Keris Empu Gandring
Keris Mpu Gandring adalah senjata pusaka yang terkenal dalam riwayat berdirinya Kerajaan Singhasari di daerah Malang, Jawa Timur sekarang. Keris ini terkenal karena kutukannya yang memakan korban dari kalangan elit Singasari termasuk pendiri dan pemakainya, ken Arok.

MPU GANDRING

Mpu Gandring adalah tokoh dalam Pararaton yang dikisahkan sebagai seorang pembuat senjata ampuh. Keris buatannya konon telah menewaskan Ken Arok pendiri Kerajaan Singosari.

KEN AROK

Patung Ken Arok di Malang
sumber: log.viva.co.id
Ken Arok atau sering pula ditulis Ken Angrok (lahir di Jawa Timur pada tahun 1182, wafat di Jawa Timur pada tahun 1247 atau 1227), adalah pendiri Kerajaan Tumapel (yang kemudian terkenal dengan nama Singhasari). Ia memerintah sebagai raja pertama bergelar Rajasa pada tahun 1222 - 1227 (atau 1247).

TUNGGUL AMETUNG

Tunggul Ametung adalah tokoh dalam Pararaton yang menjabat sebagai akuwu wilayah Tumapel, yaitu salah satu daerah bawahan kerajaan Kadiri pada masa pemerintahan Kertajaya (1185 - 1222). Ia kemudian mati dibunuh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang kemudian mendirikan Kerajaan Singhasari.

ANUSAPATI

Candi Kidal di Tumpang,
Malang, Jawa Timur
merupakan tempat Pemujaan
Raja Anusapati
Bhatara Anusapati adalah raja kedua Kerajaan Tumapel (atau kemudian terkenal dengan nama Singhasari), yang memerintah pada tahun 1227 - 1248 (versi Nagarakretagama), atau 1247 - 1249 (versi Pararaton).

KEN DEDES

Arca Prajnaparamita ditemukan 
dekat candi Singhasari dipercaya 
sebagai arca perwujudan Ken Dedes 
(koleksi Museum Nasional Indonesia)
Ken Dedes adalah nama permaisuri dari Ken Arok pendiri Kerajaan Tumapel (Singhasari). Ia kemudian dianggap sebagai leluhur raja-raja yang berkuasa di Jawa, nenek moyang wangsa Rajasa, trah yang berkuasa di Singhasari dan Majapahit. Tradisi lokal menyebutkan ia sebagai perempuan yang memiliki kecantikan luar biasa, perwujudan kecantikan yang sempurna.

KEN DEDES, IKON DAN TELADAN

Arca Prajnaparamita, ditemukan dekat
 candi Singhasari dipercaya sebagai
arca perwujudan Ken Dedes
(koleksi Museum Nasional Indonesia).
sumber: wikipedia.org
Banyak predikat diberikan kepada Kota Malang, antara lain “Kota Indah, Kota Bunga, Kota Pendidikan, Kota Wisata” dan banyak lagi. Sebagai daerah yang telah meniti perjalanan panjang sejarahnya dan berperan penting bukan saja pada panggung sejarah lokal namun juga di panggung sejarah nasional lintas masa, maka predikat “Kota Bersejarah” kiranya layak juga disematkan padanya. Begitu pula, sebagai sentra peradaban masa lalu hingga masa kini, predikat “Kota Budaya” cukup pula alasan disandang olehnya. Dalam kaitan itu, pertanyaannya “ikon kota seperti apa yang tepat untuk mewadahi beragam predikat itu?”.

RUMAH ADAT SUKU BUGIS

Gmbr: ilustrasi Rumah Suku Bugis, sumber: portalbugis.com
Rumah adat suku Bugis dapat di bedakan berdasarkan status sosial orang yang menempatinya, beberapa di antaranya :
  • Saoraja (Sallasa) berarti rumah besar yang di tempati oleh keturunan raja (kaum bangsawan) dan 
  • Bola adalah rumah yang di tempati oleh rakyat biasa.

KOLEKSI FOTO KUNO PULAU BALI TEMPO DOLOE


Gmbr: Foto Gadis Bali thn 1936

Website Bali media info mempunyai banyak koleksi foto-foto kuno (tempo dulu) Pulau dewata Bali, silakan klik link sumber di akhir bawah bagi anda yang penasaran dan ingin mengetahui kehidupan sosial masyarakat dan sejarah Pulau Bali dari Tahun 1870 Hingga Tahun 1950 an

Sunday, November 29, 2015

SRI DIGWIJAYA SAATAPRABU RAJA YANG TERLUPAKAN



Suatu ketika bunyi "alarm" penjaga benteng terdengar secara tiba-tiba, sehingga mengagetkan seluruh penduduk dan para tetua desa. Dalam sekejap peperangan pun pecah, musuh yang datang dari arah barat laut tiba-tiba datang dan menyerang dengan membabi buta, sebuah desa yang sebelumnya aman tentram menjadi gaduh akan suara triakan dan dentuman logam senjata. Mekipun diserang dengan mendadak dan tiba-tiba dan karena kegigihan penduduk desa dan prajurit yang berjaga, perlawanan yang tidak sedikit memakan korban itupun berhasil memukul mundur musuh yang datang.

ILMU DAN SENI SEJARAH

Tulisan ini di kutip dari salah satu group sejarah di facebook, selamat membaca semoga bermanfaat

Menurut Prof. Dr. Aloysius Sartono Kartodirdjo 
Sejarah Sebagai Ilmu dan Seni

NGAYU, TRADISI SUKU DAYAK

Gbr ilustrasi: suku dayak dengan
tengkorak kepala manusia
Tulisan ini di sadur dari group face book The lost History of Nusantara, tanpa di edit, selamat membaca semoga menambah wawasan :)
Ada sebuah tradisi yang cukup mengerikan yang dimiliki suku dayak tradisi ini adalah Ngayau yakni sebuah tradisi memengal kepala ketika sedang berperang.

Tuesday, November 24, 2015

PUANG RAMBU LANGI`

Puang Rambulangi`  merupakan salah satu nenek dari Puang Mamullu dan Puang Tarongko. Puang Rambulangi adalah seorang pelopor dan penguasa adat, sekaligus sebagai pemegang kekuasaan Takia Bassi dan Panglima Perang kerajaan Datu Matampu.

Monday, November 23, 2015

PUANG BULLU MATUA, TO MATASAK XIV

Puang Bullu Matua adalah seorang pemberani yang sangat sakti dan terkenal dengan Tengko Batu nya yang menjadi andalannya dalam mempertahankan diri dari serangan musuh. Puang Bullu Matua juga merupakan nenek dari Puang Tarongko.

PUANG TARONGKO, BASSE KAKANNA XI

Pic: Puang Tarongko
Puang Tarongko lahir dari ayah bernama Puang Mamullu` yang merupakan anak dari Puang Massora dari Tongkonan Tangti Mengkendek dan ibu bernama Puang Tumba’ Makongkan yang merupakan anak dari Puang Tumba’ Payung Allo dari Tongkonan Tarongko Makale dan Puang Makongkan dari Tongkonan Bebo’ sangngalla’. Puang Tarongko juga biasa dipanggil Puang Laso’ Sesa, beliau mempunyai beberapa saudara kandung, tetapi semuanya meninggal pada waktu masih mudah, sehingga Puang Tarongko  lah satu-satunya penerus generasi keluarga, dan beliau tinggal beberapa lama di tongkonan Mamullu Makale.

LEGENDA BATU LAKIPADADA

Batu Legenda Lakipadada
di Bantaeng
Entah umurnya berapa ratus tahun, beringin itu tetap kokoh menjulang tinggi. Karena usia, beberapa bagian batang nampak lapuk. Tiga juntai akarnya yang kini telah berubah menjadi batang, terlihat seolah penopang yang memapah tegaknya pohon tua itu. Tumbuh di antara banyaknya makam keluarga para raja, mejadikan kesan mistis melingkupi suasana. Seolah menjadi saksi, beringin itu tetap bertahan hingga kini sebagai penanda bahwa dalam teduh rerimbunan daunnya, terdapat banyak kisah di baliknya. Sebagian kisahnya tercatat apik dalam sejarah, tetapi lebih banyak bagian lainnya tersisa sebagai mitos yang melegenda.

Sunday, November 22, 2015

KERAJAAN BASSE KAKANNA MAKALE, KERAJAAN TRADISIONAL LEPONGAN BULAN (TORAJA)


Sejarah Kerajaan Basse Kakanna Makale, Kerajaan tradisional Lepongan Bulan (Toraja)
Setelah ketiga cucu Puang Bullu Matua (Puang Tomatasak XIV) di Kalindobulanan Lepongan Bulan sudah dewasa, beliau membagi Kerajaan Lepongan Bulan menjadi tiga Kerajaan diatas suatu landasan sumpah, yang disebut Basse Tallu Lembangna. yaitu:

Thursday, November 19, 2015

ANDI ABDULLAH BAU MASSEPE

Pic : Andi Abdullah Bau Massepe
Andi Abduhlah Bau Massepe, adalah seorang Asisten Residen (Ken Kanrikan) yang dibentuk oleh Jepang ketika itu. Asisten Residen ini membawahi lima wilayah Onder Afdeling, Parepare, Sulawesi Selatan, sebagai Kantor Pusat, Pinrang, Barru, Sidrap, dan Enrekang.

ANDI MAPPANYUKKI

Pic Ilustrasi: Andi Mappanyukki
Andi Mappanyukki adalah salah tokoh pejuang dari Sulawesi Selatan. Ia adalah Putra dari Raja Gowa ke XXXIV yaitu I'Makkulau Daeng Serang Karaengta Lembang Parang Sultan Husain Tu Ilang ri Bundu’na (Somba Ilang) dan I Cella We'tenripadang Arung Alita, putri tertua dari La Parenrengi Paduka Sri Sultan Ahmad, Arumpone Bone. Andi Mappanyukki mempunyai seorang istri yaitu I Mane'ne Karaengta Ballasari. Ia juga mempunyai beberapa anak antara lain:

ARUNG PALAKKA

Pic ilustrasi: Arung Palakka
Adalah Raja Bone ke-15 lahir pada 15 September 1634. Nama lengkapnya adalah Arung Palakka La Tenri Tatta Petta Malampee Gemme’na. Dalam sejarah Sulawesi Selatan di abad ke-17, khususnya dalam perang Makassar nama Latenri Tatta Arung Palakka tidak dapat dipisahkan. Menurut Mr. Strotenbekker, seorang sejarawan Belanda dalam bukunya tertulis silsilah yang menyatakan, bahwa Datu Soppeng ri Lau yang bernama Lamakkarodda Mabbelluwa’E kawin dengan We Tenri Pakku Putri raja Bone ke-6 La Uliyo Bote’E MatinroE ri Itterung.

Wednesday, November 18, 2015

KERAJAAN AMANATUN

Kerajaan Amanatun (Onam) terletak di Pulau Timor bagian Barat, wilayah Indonesia dan menjadi kerajaan Tua. Di Era kemerdekaan kerajaan Amanatun bersama kerajaan Molo (Oenam) dan kerajaan Amanuban (Banam) membentuk Kabupaten Timor Tengah Selatan (dalam bahasa Belanda disebut Zuid Midden Timor) dengan ibukota SoE - Provinsi Nusa Tenggara Timur.

KERAJAAN WE HALI

Sejarah Singkat Sejarah Kerajaan Wehali
Bahawa pada saat Pulau Timor baru kering,datanglah ASA AI SORUN dari sebuah Gunung di arah matahari terbit (Timor Leste) dengan di temani dua pengawal yaitu Leki dengan Mauk dan Gunung itu akirnya biasa di sapa oleh para Makoan Liurai dengan sebutan Gunung Mauk Gunung Leki.

KERAJAAN LARANTUKA

Sejarah Berdirinya Kerajaan Larantuka

Kerajaan Larantuka diperkirakan berdiri pada abad ke 13 dan menurut catatan sejarah nasional pada abad ke 14 kerajaan Larantuka yang meliputi kepulauan Solor termasuk dalam daerah ke 4 dari wilayah taklukan kerajaan Majapahit. Kepulauan Solor terdiri dari pulau Flores bahagian Timur, pulau Solor , pulau Lembata dan pulau Adonara. Pulau Solor dahulu lebih dikenal karena hasil cendananya sehingga wilayah pulau – pulau ini disebut kepulauan Solor.

KERAJAAN JENGGALA

Sumber Sejarah
Tidak banyak sumber sejarah maupun peninggalan sejarah dari Kerajan Jenggala yang dapat menerangkan eksistensi dari kerajaan ini. Namun, dari keterbatasan sumber dan peninggalan sejarah itu, ada beberapa sumber sejarah yang dapat dijadikan rujukan sebagai sarana untuk menerangkan tentang eksistensi dari kerajaan ini. Sumber-sumber sejarah itu antara lain:

KERAJAAN KAHURIPAN

Kahuripan adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Airlangga pada tahun 1009. Kerajaan ini dibangun sebagai kelanjutan Kerajaan Medang yang runtuh tahun 1006. Airlangga adalah pendiri Kerajaan Kahuripan, yang memerintah tahun 1009-1042, dengan gelar abhiseka Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa.

KERAJAAN NEGARA DAHA

Riwayat berdirinya Kerajaan Negara Daha sangat bersinggungan dengan sejarah dua kerajaan lain yang menjadi cikal­ bakal kemunculan kerajaan bercorak Hindu di Kalimantan Selatan. Dua kerajaan yang menjadi pendahulu Kerajaan Negara Daha tersebut adalah Kerajaan Nan Sarunai dan Kerajaan Negara Dipa.

KERAJAAN SALAKANAGARA

Pendiri Salakanagara, Dewawarman adalah duta keliling, pedagang sekaligus perantau dari Pallawa, Bharata (India) yang akhirnya menetap karena menikah dengan puteri penghulu setempat, sedangkan pendiri Tarumanagara adalah Maharesi Jayasingawarman, pengungsi dari wilayah Calankayana, Bharata karena daerahnya dikuasai oleh kerajaan lain. Sementara Kutai didirikan oleh pengungsi dari Magada, Bharata setelah daerahnya juga dikuasai oleh kerajaan lain.

Tuesday, November 17, 2015

KERAJAAN NEGARA DIPA

Kerajaan Negara Dipa. Kerajaan Negara Dipa adalah kerajaan di pedalaman Kalimantan Selatan yang merupakan pendahulu Kerajaan Negara Daha. Kerajaan Negara Dipa memiliki daerah-daerah bawahan yang disebut Sakai, yang masing-masing dipimpin oleh seorang Mantri Sakai. 

KERAJAAN KURIPAN

Kerajaan Kuripan, atau disebut pula Kahuripan, adalah kerajaan kuno yang beribukota di kecamatan Danau Panggang, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. Kerajaan Kuripan berlokasi di sebelah hilir dari negeri Candi Agung (Amuntai Tengah).

KERAJAAN BRUNEI BUDDHA

Sejarah
Kerajaan Brunei merupakan salah satu kerajaan tertua di antara kerajaan kerajaan lain di tanah Melayu. Keberadaan Kerajaan Brunei diperoleh berdasarkan catatan Cina, Arab, dan tradisi lisan. Dalam catatan sejarah Cina, Brunei pada jaman dahulu dikenal dengan nama Poli, Polo, Poni atau Puni dan Bunlai.

KERAJAAN TANJUNGPURA

Kerajaan Tanjungpura atau Tanjompura, merupakan kerajaan tertua di Kalimantan Barat. Kerajaan yang terletak di Kabupaten Kayong Utara ini pada abad ke-14 menjadi bukti bahwa peradaban negeri Tanah Kayong sudah cukup maju pada masa lampau. Tanjungpura pernah menjadi provinsi Kerajaan Singhasari sebagai Bakulapura. Nama bakula berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti tumbuhan tanjung (Mimusops elengi), sehingga setelah dimelayukan menjadi Tanjungpura.

KERAJAAN WIJAYAPURA

Kerajaan Wijayapura atau Kerajaan Sambas Kuno adalah kerajaan yang berdiri pada abad ke-7 di Kalimantan Barat dan terletak di sekitar Sungai Rejang. Dugaan telah ada kerajaan yang berdiri pada sekitar abad ke-6 atau 7 di Kalimantan Barat ini karena ditemukannya benda-benda kuno bercorak Hindu seperti patung atau gerabah.

KERAJAAN SRI BANGUN

Di tanah hulu memang tidak pernah terlepas dari yang namanya mistik. Seperti di daerah yang satu ini “KOTA BANGUN”, dari namanya mungkin terdengar seperti suatu tempat perkotaan. Tapi anda jangan tertipu dengan nama KOTA BANGUN, karena daerah ini bukanlah KOTA seperti yang anda bayangkan, akan tetapi kota bangun hanyalah nama desa/kampung atau nama salah satu kecamatan di Kukar.

KERAJAAN KANJURUHAN

kerajaanKanjuruhan adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu di Jawa Timur, yang pusatnya berada di dekat Kota Malang sekarang. Kanjuruhan diduga telah berdiri pada abad ke-6 Masehi (masih sezaman dengan Kerajaan Taruma di sekitar Bekasi dan Bogor sekarang). Bukti tertulis mengenai kerajaan ini adalah Prasasti Dinoyo. Rajanya yang terkenal adalah Gajayana. Peninggalan lainnya adalah Candi Badut dan Candi Wurung.

KERAJAAN BALI

Sumber Sejarah
Seumber tertua mengenai adanya Kerajaan Bali adalah sebua prasasti yang berangka 804 Saka (882 M). Prasasti ini mengenai izin yang diberikan kepada para bhiksu untuk membuat tempat pertapaan di Bukit Cintamani. Namun, raja pembuat prasasti ini tidak disebutkan. Prasasti kedua yang ditemukan adalah prasasti yang berangka tahun 818 Saka (896 M). Isinya hamper sama dengan prasasti yang pertama. Satu hal yang menarik dari kedua prasasti ini adalah walaupun nama rajanya tidak disebut, tetapi nama istana raja disebut yaitu Singhamandaya. Kemudian ada lagi prasasti yang ditemukan di desa Blajong dekat Pantai Sanur. Angka tahun dari prasasti ini berupa candrasangkala yang berbunyi Khecara Wahmi-Murti yang artinya tahun 836 Saka (914 M). Dalam prasasti ini disebutkan nama rajanya yaitu Khesari Warmadewa yang istananya bernana Singhadwala. Tidak diketahui kapan raja ini memerintah dan kapan berakhirnya. Prasasti-prasasti ini ditulis dengan huruf Pranagari dan huruf Bali Kuno. Sedangkan bahasa yang digunakan adalah Sansekerta.

KERAJAAN MEDANG KAMULAN

Lokasi Kerajaan
Berdasarkan penemuan beberapa prasasti, dapat diketahui bahwa Kerajaan Medang Kamulan terletak di Jawa Timur, yaitu di muara sungai Brantas.ibu kotanya bernama Watan Mas. Kerajaan ini didirikan oleh Mpu Sindok, setelah ia memindahkan pusat pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Namun, wilayah kekuasaan Kerajaan Medang Kamulan pada masa pemerintahan Mpu Sindok mencakup daerah Nganjuk disebelah barat, daerah Pasuruan di sebelah timur, daerah Surabaya di sebelah utara, dan daerah Malang di sebelah selatan. Dalam perkembangan selanjutnya, wilayah kekuasaan Kerajaan Medang Kamulan mencakup hampir seluruh wilayah Jawa Timur.

KERAJAAN MATARAM KUNO

1. Dinasti Sanjaya

Kerajaan Mataram terletak di Jawa Tengah dengan daerah intinya disebut Bhumi Mataram. Daerah tersebut dikelilingi oleh pegunungan dan gunung-gunung, seperti Pegunungan Serayu, Gunung Prau, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Ungaran, Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Pegunungan Kendang, Gunung Lawu, Gunung Sewu, Gunung Kidul. Daerah itu juga dialiri banyak sungai, diantaranya Sungai Bogowonto, Sungai Progo, Sungai Elo, dan yang terbesar dalah Sungai Bengawan Solo. Mata pencaharian utama dari rakyat Mataram Kuno adalah pertanian, sementara masalah perdagangan kurang mendapat perhatian.

KERAJAAN SRIWIJAYA

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Budha yang berdiri pada abad ke-7 dibuktikan dengan adanya prasasti kedukan Bukit di Palembang (682). Sriwijaya menjadi salah satu kerajaan yang kuat di Pulau Sumatera. Nama Sriwijaya berasal dari bahasa Sanskerta berupa "Sri" yang artinya bercahaya dan "Wijaya" berarti kemenangan sehingga dapat diartikan dengan kemenangan yang bercahaya atau gemilang.

Pada catatan perjalanan I-Tsing, pendeta Tiongkok yang pernah mengunjungi Sriwijaya pada tahun 671 selama 6 bulan menerangkan bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya berada pada kawasan Candi Muara Takus (Provinsi Riau sekarang). Kerajaan Sriwijaya dipimpin oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa sebagai raja pertama.

Kejayaan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berjaya pada abad 9-10 Masehi dengan menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara. Sriwijaya telah menguasai hampir seluruh kerajaan Asia Tenggara, diantaranya, Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Filipina. Sriwijaya menjadi pengendali rute perdaganagan lokal yang mengenakaan bea cukai kepadaa setiap kapal yang lewat. Hal ini karena Sriwijaya menjadi penguasa atas Selat Sunda dan Malaka. Selain itu, Kerajaan Sriwijaya juga mengumpulkan kekayaannya dari jasa pelabuhan dan gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok dan India.

Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya mengalami keruntuhan ketika Raja Rajendra Chola, penguasa Kerajaan Cholamandala menyerang dua kali pada tahun 1007 dan 1023 M yang berhasil merebut bandar-bandar kota Sriwijaya. Peperangan ini disebabkan karena Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Cholamandala bersaing pada bidang perdagangan dan pelayaran. Dengan demikian, tujuan dari serangan Kerajaan Cholamandala tidak untuk menjajah melainkan untuk meruntuhkan armada Sriwijaya. Hal ini menyebabkan ekonomi Kerajaan Sriwijaya semakin melemah karena para pedagang yang biasanya berdagang di Kerajaan Sriwijaya terus berkurang. Tidak hanya itu, kekuatan militer Sriwijaya juga semakin melemah sehingga banyak daerah bawahannya yang melepaskan diri. Akhirnya, Kerajaan Sriwijaya runtuh pada abad ke-13.

Raja-raja Kerajaan Sriwijaya
Dapunta Hyang Sri Jayanasa
Sri Indravarman
Rudra Vikraman
Maharaja WisnuDharmmatunggadewa 
Dharanindra Sanggramadhananjaya
Samaragrawira
Samaratungga
Balaputradewa
Sri UdayadityavarmanSe-li-hou-ta-hia-li-tan
Hie-tche (Haji)
Sri CudamanivarmadevaSe-li-chu-la-wu-ni-fu-ma-tian-hwa
Sri MaravijayottunggaSe-li-ma-la-pi
Sumatrabhumi
Sangramavijayottungga
Rajendra Dewa KulottunggaTi-hua-ka-lo
Rajendra II
Rajendra III
Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa
Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa
Srimat Sri Udayadityawarma Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa.
Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya meninggalkan beberapa prasasti, diantaranya :

Prasasti Kedukan Bukit
Prasati ini ditemukan di Palembang pada tahun 605 SM/683 M. Isi dari prasasti tersebut yakni ekspansi 8 hari yang dilakukan Dapunta Hyang dengan 20.000 tentara yang berhasil menaklukkan beberapa daerah sehingga Sriwijaya menjadi makmur.
Prasasti Talang Tuo
Prasasti yang ditemukan pada tahun 606 SM/684 M ini ditemukan di sebelah barat Palembang. Isinya tentang Dapunta Hyang Sri Jayanaga yang membuat Taman Sriksetra demi kemakmuran semua makhluk.
Prasasti Kota Kapur
Prasasti ini bertuliskan tahun 608 SM/686 M yang ditemukan di Bangka. Isiny mengenai permohonan kepada Dewa untuk keselamatan Kerajaan Sriwijaya beserta rakyatnya.
Prasasti Karang Birahi
Prasasti yang ditemukan di Jambi ini isinya sama dengan prasasti Kota Kapur tentang permohonan keselamatan. Prasasti Karang Birahi ditemukan pada tahun 608 SM/686 M.
Prasasti Talang Batu
Prasasti ini ditemukan di Palembang, namun tidak ada angka tahunnya. Prasasti Talang Batu berisi tentang kutukan terhadap pelaku kejahatan dan pelanggar perintah raja.
Prasasti Palas di Pasemah
Prasasti ini juga tidak berangka tahun. Ditemukan di Lampung Selatan yang berisi tentang keberhasilan Sriwijaya menduduki Lampung Selatan.
Prasasti Ligor
Ditemukan pada tahun 679 SM/775 M di tanah genting Kra. Menceritakan bahwa Sriwijaya di bawah kekuasaan Darmaseta

Sunday, November 15, 2015

KERAJAAN SUNDA

Karajaan Sunda (669-1579 M), menurut naskah Wangsakerta merupakan kerajaan yang berdiri menggantikan kerajaan Tarumanagara. Kerajaan Sunda didirikan oleh Tarusbawa pada tahun 591 Caka Sunda (669 M). Menurut sumber sejarah primer yang berasal dari abad ke-16, kerajaan ini merupakan suatu kerajaan yang meliputi wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Banten, Jakarta, Provinsi Jawa Barat , dan bagian barat Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan naskah kuno primer Bujangga Manik (yang menceriterakan perjalanan Prabu Bujangga Manik, seorang pendeta Hindu Sunda yang mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di pulau Jawa dan Bali pada awal abad ke-16), yang saat ini disimpan pada Perpustakaan Boedlian, Oxford University, Inggris sejak tahun 1627, batas kerajaan Sunda di sebelah timur adalah sungai Cipamali (yang saat ini sering disebut sebagai kali Brebes) dan sungai Ciserayu (yang saat ini disebut Kali Serayu) di Provinsi Jawa Tengah.

KERAJAAN MELAYU DHARMASYRARA

Kerajaan Malayu adalah nama sebuah kerajaan yang pernah ada di Pulau Sumatra. Pada umumnya, kerajaan ini dibedakan atas dua periode, yaitu Kerajaan Malayu Tua pada abad ke-7 yang berpusat di Minanga Tamwa, dan Kerajaan Malayu Muda pada abad ke-13 yang berpusat di Dharmasraya.

KERAJAAN MEDANG

Kerajaan Medang pada Periode Jawa Tengah dan Jawa Timu
sumber id.wikipedia.org
Kerajaan Medang adalah nama sebuah kerajaan yang berdiri di Jawa Tengah pada abad ke-8, kemudian pindah ke Jawa Timur pada abad ke-10, dan akhirnya runtuh pada awal abad ke-11.

Pada umumnya, istilah Kerajaan Medang hanya lazim dipakai untuk menyebut periode Jawa Timur saja, padahal berdasarkan prasasti-prasasti yang telah ditemukan, nama Medang sudah dikenal sejak periode sebelumnya, yaitu periode Jawa Tengah.


KERAJAAN PAJAJARAN

Kerajaan Pajajaran adalah sebuah kerajaan Hindu yang diperkirakan beribukotanya di Pakuan (Bogor) di Jawa Barat. Dalam naskah-naskah kuno nusantara, kerajaan ini sering pula disebut dengan nama Negeri Sunda, Pasundan, atau berdasarkan nama ibukotanya yaitu Pakuan Pajajaran. Beberapa catatan menyebutkan bahwa kerajaan ini didirikan tahun 923 oleh Sri Jayabhupati, seperti yang disebutkan dalam prasasti Sanghyang Tapak.

KERAJAAN MAJAPAHIT

Majapahit adalah sebuah kerajaan kuno di Indonesia yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389. Majapahit menguasai kerajaan-kerajaan lainnya di semenanjung Malaya, Borneo, Sumatra, Bali, dan Filipina

KERAJAAN SINGHASARI

Kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari, adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang.

KERAJAAN KEDIRI

Kerajaan Kadiri atau Kerajaan Panjalu, adalah sebuah kerajaan yang terdapat di Jawa Timur antara tahun 1042-1222. Kerajaan ini berpusat di kota Daha, yang terletak di sekitar Kota Kediri sekarang.

KERAJAAN KALINGGA

Kalingga adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu di Jawa Tengah, yang pusatnya berada di daerah Kabupaten Jepara sekarang. Kalingga telah ada pada abad ke-6 Masehi dan keberadaannya diketahui dari sumber-sumber Tiongkok. Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima, yang dikenal memiliki peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya.

KERAJAAN SUNDA

Gbr peta Kerajaan Galuh Purba, sumber sindonews.com
Kerajaan Sunda (669-1579 M), menurut naskah Wangsakerta merupakan kerajaan yang berdiri menggantikan kerajaan Tarumanagara. Kerajaan Sunda didirikan oleh Tarusbawa pada tahun 591 Caka Sunda (669 M). Menurut sumber sejarah primer yang berasal dari abad ke-16, kerajaan ini merupakan suatu kerajaan yang meliputi wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Banten, Jakarta, Provinsi Jawa Barat , dan bagian barat Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan naskah kuno primer Bujangga Manik (yang menceriterakan perjalanan Prabu Bujangga Manik, seorang pendeta Hindu Sunda yang mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di pulau Jawa dan Bali pada awal abad ke-16), yang saat ini disimpan pada Perpustakaan Boedlian, Oxford University, Inggris sejak tahun 1627, batas kerajaan Sunda di sebelah timur adalah sungai Cipamali (yang saat ini sering disebut sebagai kali Brebes) dan sungai Ciserayu (yang saat ini disebut Kali Serayu) di Provinsi Jawa Tengah.

KERAJAAN TARUMANEGARA

Tarumanagara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah yang sekarang menjadi provinsi Banten, Jawa Barat dan Jakarta pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M, yang merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang diketahui. Dalam catatan sejarah dan peninggalan artefak disekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa pada saat itu kerajaan Tarumanagara adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu.

KERAJAAN KUTAI

Kutai Martadipura  atau Kerajaan Kutai adalah kerajaan tertua bercorak Hindu di Nusantara dan seluruh Asia Tenggara. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menggambarkan kerajaan tersebut. Nama Kutai diberikan oleh para ahli karena tidak ada prasasti yang secara jelas menyebutkan nama kerajaan ini. Karena memang sangat sedikit informasi yang dapat diperoleh akibat kurangnya sumber sejarah.

Wednesday, November 4, 2015

PONG KALUA` DAN PAKILA` ALLO

Dikisahkan pada pertengahan abad ke-17 Dalam Sejarah Toraja tentara  yaitu kisaran waktu 1675, Arung Palakka itu menyerbu ke Tana Toraja dan terus menduduki bagian Selatan, dan tengah dan penyerbuan tentara Arung Palakka tersebut dikenai dengan "Kasaeanna to Bone" (datangnya orang- orang Bone).

MASUKNYA PEDAGANG BUGIS DI TORAJA

Sebelumnya pedagang-pedagang dari luar sulawesi seperti pedagang-pedagang Jawa masuk dan berhubungan dagang dengan Toraja di perkirakan awal abad ke 15, Setelah pedagang-pedagang dari Jawa mulai terdesak dari pedagang-pedagang Bugis karena persaingan, pada permulaan abad ke16 pedagang- pedagang Jawa ini tidak terdengar lagi beritanya, namun beberapa sendi kebudayaan Hindu, telah tertanam di Masyarakat Toraja tumbuh mengikuti pertumbuhan Kebudayaan Toraja, mungkin akibat kebudayaan Toraja pada saat itu yaitu Aluk Todolo hampir sama dengan kebudayaan Hindu yang di bawah oleh pedagang luar Sulawesi.

PUANG RADE` (RADEN DARI HINDU JAWA)

Menurut Sejarah Toraja diperkirakan pada sekitar abad ke-I5 datang ke Tana Toraja sejumlah pedagang-pedagang yang membawa bermacam-macam barang perselein(keramik), tenunan-tenunan halus dan bentuk-bentuk perhiasan emas, yang sampai sekarang ini masih terdapat peninggalan disimpan oleh keluarga bangsawan tertentu di Tana Toraja, sebagai benda-benda perhiasan pusaka. Menurut sejarah Toraja benda-benda itu di bawah oleh pedagang-pedagang dari luar yang masuk dari Selatan Tana Toraja. Pedagang yang pertama itu terkenal ialah pedagang-pedagang Jawa yang dipimpin oleh seorang pedagang besar Jawa yang bernama Puang Rade'.

WILAYAH NEGERI TONDOK LEPONGAN BULAN TANA MATARIK ALLO


wilayah Negeri Tondok Lepongan Bulan Tana Matarik Allo (Tana Toraja) itu adalah Daerah yang meliputi pegunungan yang terletak di bagian Utara dari Sulawesi Selatan yaitu suatu Daerah yang didiami oleh Suku Toraja yang menurut Sejarah Tondok Lepongan Bulan itu meliputi Daerah dengan batas- batasnya :

Tuesday, November 3, 2015

PENYEBARAN ALUK SANDA SARATU`

Di jaman Tomanurun-Tomanurun di Toraja, telah duluan ada sebuah kepercayaan yang telah di pegang dan dijadikan pegangan hidup masyarakat Toraja yaitu Aluk Sanda Pitunna yang di ciptakan oleh Puang Tangdilino’ yang dalam penyusunannya di bantu oleh Puang Sulo Ara’, yang merupakan Aluk yang bersumber dari Sukaran Aluk yang masih dipegang teguh oleh Pong Sulo Ara’. Dimana Aluk Sanda Pitunna dikembangkan dan dibina berdasarkan 3 (tiga ) Lesoan aluk pada masing-masing Daerah adat Besar yaitu Daerah adat di Ambe’i, Daerah Adat di Puangngi, dan Daerah Adat di Ma’dikai

PUANG LAKIPADADA

Puang Puang Tomanurun Tamboro Langi’ menikah dengan seorang puteri dari Tongkonan Ullin Sapan Deata yaitu Sandabilik dan mereka memiliki 8 (delapan) orang anak. 4 orang putri dan 4 orang putra.

PUANG PATTA` LABANTAN DAN PENYEBARAN ALUK SANDA SARATU`

Menurut beberapa penulis sejarah toraja menulis versi bahwa Salah satu Putra Puang “Lakipada” yaitu “Patta La Bantan” setelah dewasa menerima warisan kekuasaan dari Lakipadada dengan suatu tugas untuk mempersatukan Tondok Lepongan Bulan dengan ajaran Aluk Sanda Saratu' untuk melanjutkan peranan dari Tongkonan Kandora sebagai Pusat Aluk “Sanda Saratu'” dari Puang Tomanurun Tamboro Langi'.

Monday, November 2, 2015

PUANG TOMANURUN TAMBORO LANGI`

Puang Tomanurun Tamboro Langi’ menurut Hikayat mitos cerita rakyak adalah seseorang yang turun dari lagit di puncak Gunung Latimojong, Tamboro Langi’ dengan gelar Puang (Ampuan = Ampu). Mula-mula berkedudukan di Ullin,Saluputti, lalu pindah ke Kandora, Mengkendek.

TO MANURUN

Di beberapa literatur sejarah Toraja berpendapat bahwa Tomanurun (to = orang; manurun = turun) di perkirakan muncul pada abad ke 13 Masehi di Tondok Lepongan Bulan Tana Matarik Allo. Terdapat kepercayaan di kalangan masyarakat bahwa Tomanurun itu datang dari langit, atau turun dari langit, sebuah kisah mitologis yang ada sampai sekarang, tidak saja di kalangan orang Toraja sekarang tetapi juga di kalangan kelompok etnis lainnya di Sulawesi Selatan.

"ALUK SANDA PITUNNA" (ALUK/ATURAN 777)

Pic : Ukiran Pa` Bare` Allo
Aluk Sanda Pitunna  (Aluk 7777) adalah Dasar Susunan Ajaran Kepercayaan/Aturan Tata Duniawi Daerah Negeri Tondok Lepongan Bulan Tana Matarik Allo, yang diperkirakan mulai menyebarannya dari Banua Puan oleh Puang Tangdilino` sekitar Abad ke 10,  yang di dalam nya  berlandaskan Tujuh Prinsip, yang teridiri dari Tiga prinsip Aluk (Aluk Tallu Oto’na) dan Empat prinsip Adat (Ada’ A’pa’ Oto’na)

Sunday, November 1, 2015

GELAR PENGUASA TORAJA JAMAN PURBA SAMPAI ABAD XII

Menurut beberapa penulis literatur Sejarah Toraja,  sejak  jaman purba sampai pada abad ke- XII, Tondok Lepongan Bulan Tana Matarik Allo telah mengalami 3 (tiga) kali perubahan bentuk Kekuasaan dan pemerintahan dengan Gelar masing-masing bagi Penguasa-penguasanya, karena mengikuti gelombang datangnya Penguasa-penguasa masing -masing yang antara lain:

TANGDILINO` DAN BANUA PUAN, SEJARAH

Pada Era itu hampir seluruh daerah di bagian selatan Tondok Lepongan Bulan Tana Matarik Allo dalam keadaan kacau balau (daerah Bamba Puang dan sekitarnya) yang mengakibatkan pengaruh dari Puang-Puang makin lama makin berkurang, keadaan yang sedang mengancam peranan Puang-Puang itu terjadi di mana-mana, maka tampillah salah seorang Anak "Puang ri Buntu" bernama Tangdilino', dan berpindah dari Daerah Selatan ke Daerah Bagian Utara Tondok Lepongan Bulan Tana Matarik Allo, di tempat yang bernama "Marinding" sebagai seorang penguasa baru.

TORAJA PURBA, SEJARAH

Sejarah Toraja Purba atau Sejarah manusia jaman dulu Tondok Lepongan Bulan Tana Matarik Allo, yang menurut para budayawan dan ahli sejarah, kebanyakan tidak tertulis tetapi hanyalah kisah yang dituturkan dari mulut ke mulut bagi setiap turunan Bangsawan serta Pujangga Toraja, yang dalam menceritakannya itu selalu menghubungkan atau mengaitkan dengan satu masalah tertentu, makanya dalam meneliti dan mempelajari serta menggali Sejarah Toraja harus dengan selalu meneliti sangkut paut tiap cerita dan kenyataan-kenyataan yang ada, kemudian dapat dikemukakan sejarah yang sebenarnya. Untuk itu Tana Toraja dan Suku Toraja masih sangat perlu adanya penelitian yang saksama dari para ahli Sejarah dan ahli Budaya.